Minggu, 20 Februari 2011

Membedakan Gurameh Jantan dan Betina

Jantan dan betina ikan gurameh bisa dibedakan. Inilah cara membedakannya. Beda jantan dan betina setiap hewan dapat dilihat dengan jelas. Tentu saja sebelumnya harus dipelajari terlebih dahulu, yaitu dengan melihat dari dekat tanda-tanda pada tubuh. Bagi pembudidaya lama pasti sudah paham, sehingga membedakannya tidak harus melihat dari dekat, tetapi dari jauh saja sudah cukup.

Seperti hewan lain, ikan gurameh dapat dibedakan dari tanda-tanda tubuh bagian luar. Untuk membedakan kedua jenis itu dapat dilihat dari dahi, warna dasar sirip dada, warna dagu. Pada organ tubuh itu jelas sekali perbedaannya. Agar lebih paham, seorang pembudidaya harus mau terjun sendiri untuk membedakannya.
Gurameh jantan:
1. Berdahi atau berjidat menonjol
2. Bibir bawah tebal
3. Dasar sirip dadanya berwarna terang keputihan
4. Berdagu kuning.
5. Ujung sirip ekor rata
6. Bila diletakan pada tempat datar ekornya naik ke atas.  

Gurameh betina:
1. Berdahi dempak atau datar.
2. Bibir bawah lebih tipis.
3. Dasar sirip dada berwarna gelap kehitaman.
4. Berdagu keputihan sedikit coklat.
5. Ujung sirip ekor bulat (Bundar)
6. Bila diletakan di tempat datar ekornya digerak-gerakan.

Siklus hidup & perkembang biakan Gurameh

siklus hidup dan perkembangbiakan ikan guameh. Siklus hidup ikan gurameh tidak berbeda dengan kebanyakan ikan air tawar lainnya, termasuk dengan siklus hidup ikan mas. Sebut saja siklus ini dimulai dari telur, maka siklus ikan gurami adalah telur, larva, benih, konsumsi, calon induk dan induk. Inilah pendapat para ahli tentang siklus hidup ikan gurami. Pendapat ini mungkin bisa dijadikan sebagai referensi.

Meski siklus hidupnya hampir sama, tetapi sifat hidup ikan gurameh dengan sifat hidup ikan mas jauh berbeda. Ini wajar karena habitat kedua ikan itu berbeda, ikan mas berasal dari sungai, sedangkan ikan gurameh dari rawa. Perbedaan pertama terjadi pada cara bertelur. Ikan mas bertelur dimana saja, sedangkan ikan gurami bertelur dalam tempat khusus, yaitu dalam sarang.

Proses adaptasi pemijahan ikan mas berlangsung cepat, dalam beberapa jam disatukan segera akan memijah. Sedangkan proses adaptasi pemijahan ikan gurameh sangat lama, tidak setelah beberapa jam, tetapi setelah beberapa hari baru memijah. Setelah memijah, ikan mas pergi begitu saja, sedangkan ikan gurameh akan merawatnya.

Selain cara bertelur, sifat telur  ikan gurameh dengan sifat telur ikan mas jauh berbeda. Telur ikan mas bersifat tenggelam dan adhesif. Ketika baru keluar dari induk, sifat adhesifnya langsung muncul, dimana telur-telur ikan mas akan melekat pada benda apa saja yang ada di sekitarnya.

Sedangkan sifat telur ikan gurameh tidak tenggelam, serta tidak adhesif. Ketika baru keluar dari induknya, telur ikan gurame tidak akan tenggelam, tetapi akan melayang. Selain itu, telur  ikan gurameh tidak melekat pada benda-benda. Dari semua itu, siklus yang unik terjadi dari fase telur menuju larva. Karena dalam fase ini terjadi pembentukan hampir semua organ tubuh. Inilah masa kritis dalam kehidupan ikan gurameh.

EFFENDIE (1997), mengatakan bahwa pada periode larva, ikan mengalami dua fase perkembangan, yaitu  prolarva dan pasca larva. Ciri-ciri prolarva adalah masih adanya kuning telur, tubuh transfaran dengan beberapa pigmen yang belum diketahui fungsinya, serta adanya sirip dada dan sirip ekor walaupun bentuknya belum sempurna. Mulut dan rahang belum berkembang dan ususnya masih merupakan tabung halus, pada saat tersebut makanan didapatkan dari kuning telur yang belum habis terserap. Biasanya larva ikan yang baru menetas berada dalam keadaan terbalik karena kuning telurnya masih mengandung minyak. Gerakan larva hanya terjadi sewaktu-waktu dengan menggerakan ekornya ke kiri dan ke kanan.

Masih kata EFFENDIE (1997), bahwa masa pasca larva ikan ialah masa dari hilangnya kantung kuning telur sampai terbentuk organ-organ baru atau selesainya taraf penyempurnaan organ-organ yang ada. Pada akhir fase tersebut, secara morfologis larva telah memiliki bentuk tubuh hampir seperti induknya. Pada tahap pascalarva ini sirip dorsal (punggung) sudah mulai dapat dibedakan, sudah ada garis bentuk sirip ekor dan anak ikan sudah lebih aktif berenang. Kadang-kadang anak ini memperlihatkan sifat bergerombol walaupun tidak selamanya. Setelah masa pascalarva ini berakhir, ikan akan memasuki masa juvenil.

Menurut SUNARMA (2004), telur gurameh akan menetas dalam selang waktu 36 – 48 jam pada padat tebar 4 – 5 butit/cm2 dengan kedalaman air 15 – 20 cm dan pemberian aerasi kecil pada suhu 29 – 30 O C, atau dengan padat tebar 1 – 2 butir/cm2 tanpa pemberian aerasi. Larva ikan gurami yang menetas akan terapung dengan bagian perut berada di sebelah atas. Sedangkan kata SUSANTO (1991), sebagian larva akan menempel pada substrat karena adanya alat penempel yang terletak pada bagaian kepala.

Kuning telur pada gurameh akan habis dalam waktu 7 -8 hari setelah menetas. Mulai saat tersebut larva gurami sudah dapat memakan pakan alami yang dilakukan secara bertahap (DJARIJAH dan PUSPOWARDOYO, 1992). Menurut SUNARMA (2004) pakan alami yang dapat diberikan dapat berupa cacing rambut (Tubifex sp.), Daphnia sp., Moina sp., atau pakan alami lainnya yang sesuai dengan ukuran bukaan mulutnya.

Setelah larva fase kehidupan gurameh adalah benih. Fase benih dijalani cukup panjang, karena pertumbuhhan gurami sangat lambat. Karena itu untuk mencapai benih yang siap dipelihara di kolam pembesaran harus melalui beberapa tahap. Menurut SUNARMA (2004) tahapan pendederan pertama dilakukan setelah larva habis kuning telurnya (7 – 9 hari) dengan padat penebaran 8 – 10 ekor/l pada akuarium, 15 – 20 ekor pada air dengan sistem resirkulasi, 250 – 500 ekor/m2 dan 100 ekor/m2 pada kolam tanah.

Selanjutnya SUNARMA (2004) mengatakan bahwa waktu pemeliharaan pada pendederan pertama selama 30 – 40 hari. Selama itu dapat menghasilkan berukuran antara 2,0 – 2,5 cm dengan berat antara 0,3 – 0,4 gram. Tingkat kelangsunga hidup dapat mencapai 80 – 90 persen (dalam wadah terkontrol) atau ukuran antara 1 – 2 cm dengan berat antara 0,2 – 03 gram dengan tinggkat kelangsungan hidup sekitar 60 – 70 persen dalam kolam tanah.

Menurut SUSANTO (2001) gurame mulai berbiak setelah berumur 2 – 3 tahun, yaitu saat dimana induk betina telah matang telur dan induk jantan telah menghasilkan sperma. Induk betina akan mengeluarkan telur dari dalam perutnya ke dalam sarang, yang kemudian diikuti oleh induk jantan dengan menyermprotkan spermanya. Selama pemijahan, sarang dijaga induk jantan. Setelah pemijahan selesai maka gantian induk betina yang menjaganya. Induk betina dapat menghasilkan telur antara 500 – 3.000 butir. Telur besifat mengapung, karena mengandung gelembung minyak.

Kebiasaan makan
Inilah gambaran tentang kebiasaan makan ikan gurameh. Secara umum kebiasaan makanan (food habit), ikan dibagi dalam tiga golongan, yaitu ikan pemakan tumbuhan (herbivora), ikan pemakan hewan (carnivora) dan ikan pemakan segala (omnivora). Ikan mas termasuk herbivora atau ikan yang sepanjang hidupnya pemakan tumbuhan. Menurut SUSANTO (2001) gurami adalah mahluk dimana pada saat muda karnivora, sedangkan setelah dewasa herbivora. Karena jenis makanan seperti itulah yang menjadi penghambat pertumbuhan gurameh.

SUSANTO (2001), juga mengatakan makan yang sering dimakan ikan gurami remaja dan induk adalah daun keladi (Colocasia estulata Schott), ketela pohon (Manihot utilissima Bohl), pepaya (Carica papaya Linn), ketimun (Cucumis sativus L), genjer (Limnocharis flava Buch), ubi jalar (Ipomoa batatas Lamk), labu (Curcubita moschata Duch en Poir).

Daun pepaya, konon menurut petani gurami di Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat tidak baik untuk induk karena bisa merusak kantong telur sehingga sering menggagalkan pemijahan ikan gepeng ini. Demikian juga dengan daun ubi jalar yang juga kurang bagus bagi induk karena kandungan proteinnya rendah, sehingga induk-induk yang diberi daun ini menjadi kurang produktif.

Konon yang paling bagus untuk makanan induk dan remaja adalah daun keladi. Namun tidak boleh langsung diberikan, tetapi harus dilayukan dulu, agar kandungan getahnya yang sering menyebabkan kawanan gurameh terserang penyakit cacar bisa berkurang. Sedangkan menurut sebagian besar ahli perikanan, pada awalnya gurameh yang telah habis kuning telurnya akan makan imfusoria dan rotifera, yaitu jasad renik yang bisa diperoleh di perairan umum atau mengkulturnya di kolam.

Setelah berumur beberapa hari, benih akan mengincar larva insektatelur semut, larva crustacea. Sehingga gurami tidak hanya sebagai vegetarian sejati, tetapi juga sebagai pemakan hewani (SUSANTO, 2001). Pada umur 10 hari, yaitu fase prolarva makan yolksack; umur 1,5 bulan gurameh makan hewani, yaitu rayap, ulat, telur semut merah, ulat, dedak halus, dan kuning telur yang direbus; 1,5 – 3 bulan (2 – 3 cm) gurame makanan hewani, tumbuhan halus, paku air, bungkil halus; 3,5 – 8 bulan (5 – 8) gurame makan tumbuh-tumbuhan halus, dedak dan pelet; delapan bulan hingga setahun gurami makan pelet, daun-daunan, dan dedak.

Klasifikasi dan Morfologi Gurameh

Setiap mahluk hidup di dunia ini memiliki tanda-tanda khusus yang tidak dimiliki mahluk lain. Selain itu, setiap mahluk juga dikatagorikan menjadi berbagai golongan, dengan melalui sistematikan atau klasfikasi. Demikian juga dengan ikan gurameh.

Seorang ahli bernama Jangkaru (2004) mengklasifikasikan gurameh sebagai berikut : Filum : Chordata; Kelas : Pisces; Bangsa : Labirinthici; Sub-bangsa : Anabantoidei; Suku : Anabantidae; Marga : Osphronemus; dan Jenis : Osphronemus gourame

Selain digolongkan melalui klasifikasi, setiap mahluk bisa dibedakan dari tanda-tanda bagian tubuhnya, atau lebih dikenal dengan istilah morfologi. Menurut JANGKARU (2004) gurameh mempunyai bentuk badan agak panjang, pipih dan tertutup sisik yang berukuran besar serta terlihat kasar dan kuat. Punggungnya tinggi dan mempunyai sirip perut dengan jari pertama sudah berubah menjadi alat peraba. Gurameh jantan yang sudah tua terdapat tonjolan seperti cula. Mulutnya kecil dengan bibir bawah menonjol sedikit dibandingkan bibir atas. Pada jantan bibir bawah relatif tebal.

Gurameh memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip dubur dan sirip ekor. Sirip punggung tidak begitu panjang, atau pendek dan berada hampir di bagian belakang tubuh. Sirip dada kecil berada di belakang tutup insang. Sirip perut juga kecil berada di bawah sirip dada. Sirip ekor berada dibelakang tubuh dengan bentuk bulat. Sedangkan sirip dubur panjang, mulai dari belakang sirip perut hingga pankgal bawah sirip ekor.

Menurut JANGKARU (2004) dalam KRISTIANTO (2005) ujung sirip punggung dan sirip dubur dapat mencapai pangkal ekor, ujung pangkal ekor berbentuk bususr. Pada dasar sirip dada gurameh betina terdapat tanda berupa bundaran hitam. Bagian kepala gurameh muda berbentuk lancip dan akan menjadi tumpul bila sudah besar. Pada badan gurameh muda terdapat garis tegak atau vertikal berwarna hitam berjumlah 7 – 10 buah dan garis-garis tegak ini akan hilang setelah dewasa (ROBERT, 1992).

Badan gurameh muda pada umumnya berwarna biru kehitaman dan bagian perut berwarna putih atau kekuningan. Warna tersebut akan berubah menjelang dewasa, yakni pada bagian punggung berwarna kecoklatan dan pada bagian perut berwarna keperakan atau kekuningan. Pada gurame muda terdapat garis tegak berwarna hitam berjumlah 7 – 9 buah, dan garis itu akan menghilang setelah dewasa (JANGKARU, 2004).

Daftar Pustaka :
Diana, F. 2005. Teknik Pembenihan Gurameh (Osphronemus goramy) Di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Sukabumi. Kerja Praktek Akhir. Program Studi Budidaya Perikanan, Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan, Politeknik Negeri Pontianak.
Jangkaru, Z. 2004. Memacu Pertumbuhan Gurameh, Penebar Swadaya Jakarta.
Kristianto, J.D. 2005. Pengaruh Lama Perendaman Larva gurameh Dalam Larutan tiroksin 0,1 ppm Terhadap Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Benihnya.
Robet, T.R. 1992. Systematic Revision of The Souteasth Asian Anabantoid Fish Genus Osphronemus, with Description of Two New Species. Ichthyol Explor, Freshwater, 2(4) : 351 – 360.
Sitanggang, M. 1992. Budidaya Gurameh. Penebar Swadaya, Jakarta.

Kamis, 17 Februari 2011

MAKANAN GURAMEH

gambaran tentang kebiasaan makan ikan gurameh. Secara umum kebiasaan makanan (food habit), ikan dibagi dalam tiga golongan, yaitu ikan pemakan tumbuhan (herbivora), ikan pemakan hewan (carnivora) dan ikan pemakan segala (omnivora). Ikan mas termasuk herbivora atau ikan yang sepanjang hidupnya pemakan tumbuhan.gurameh adalah mahluk dimana pada saat muda karnivora, sedangkan setelah dewasa herbivora.

Sesuai dengan usia pertumbuhan seekor gurameh, pakan akan diklasifikasikan menurut usia Gurameh.
  1. Gurameh baru menetas tidak perlu pakan.
  2. Usia 0-10 Hari tidak makan , tidak ada biaya yang dikeluarkan tatkala Gurameh baru menetas lalu menunggu pertumbuhan ekor, kemudian mata dan bagian tubuh lainnya. Waktu yang diperlukan masa dari larva menjadi ikan mini imut ini sekitar 10-14 hari. Selama menunggu Gurameh menjadi besar, tugas peternak ikan adalah membuang permukaan air dari lemak, cangkang telur (sulit dilihat mata telanjang), telur yang tidak menetas berwarna kuning pucat. Harus dibuang telur yang busuk yang berada di wadah / tempat penetasan dengan menggunakan sendok plastic kecil atau alat lain nya. Selama berada dalam tempat penetasan, Kebutuhan hidupnya disubsidi oleh kantung telur yang memang bawaan lahir.
  3. Usia 10-14 HARI: Ukuran hari adalah patokan belaka, kalau anda melihat anak ikan sudah mengempis kantong telurnya, posisi badannya seperti merangkak dengan perut di bawah dan berenang kian kemari mencari umpan lezat, maka telah tiba saatnya untuk memberi pakan, ikan mulai di pindah ke tempat pendederan bias dari kolam terpal atau ke hapa (kelambu berbentuk plastik yang mengurung ikan agar tidak dimangsa oleh hama). Hapa ialah jaring plastik yang dipasang di kolam untuk memperkenalkan ikan dengan kehidupan sebetulnya. Bahan hapa dibuat sedemikian rupa sehingga plangton seperti moina (kutu air) bisa masuk, dan dilahap oleh anak gurameh. usia ini sudah mulai diperkenalkan cacing rambut. Untuk kebutuhan protein, bisa diberikan sejenis udang renik /Moina / Daphina, tapi petani ikan enteng menyebut “kutu air” bentuknya kecil, transparan dengan kaki-kaki pengait persis kutu kepala. Kutu air selalu tersedia di perairan, kalau anda menggunakan air ledeng di akuarium anda, kutu air terpaksa harus didatangkan. Kutu Air juga bisa mengandung virus, sehingga harus diambil dari sumber yang layak dipercaya. Beberapa peternakan “elite” bahkan menggunakan sumber pakan pabrik yang namanya artemia, sejenis udang laut. KUNING TELUR cara pemberian pakan dengan kuning telur, Rebuslah sebuah telur bisa bebek, bisa ayam. Lalu ambil kuning telurnya seperduapuluh bagian. Letakkan potongan kuning telur tadi kesebuah kain. Lipat kain seperti membungkus sesuatu dan peras kain beserta telur didalamnya sehingga sebagian telur keluar disela jalinan kain. Gantung makanan ini dekat anak ikan. Gantilah pakan ini beberapa hari kemudian supaya tidak membusuk.
  4. Usia 14 hari sampai 3 bulan. Makannya es-cacing/cacing darah dan cacing sutra / rambut (Tubifex). Secara bertahap, ikan mulai diintrodusir pelet halus.
  5. Usia Diatas 3 bulan sudah bias dikasih makan ULAT, RAYAP, TELOR SEMUT (kroto), SERANGGA Variasi makanan ini sangat digemari oleh ikan Gurameh. Laron, anjing tanah, jangkrik,
  6. Meningkat dewasa, Gurameh bisa diberikan daun kangkung (Ipomoea aquatica), genjer, daun pepaya (kurang suka), daun keladi ular, daun singkong (kurang suka), daun keladi senthe. Sebetulnya inilah menu utama Gurameh sehingga berat biomas 100 kilo maka pakan yang dibutuhkannya perhari adalah 1 kilogram. Sedang menu lain nya seperti keladi Bagong, keladi tikus, keladi babi. Tapi seperti manusia merekapun kadang bosan dengan menu yang sama. Sebaiknya berikan sampai Gurameh kelihatan malas menyantapnya. KECAMBAH Gurameh sangat suka kecambah kacang Hijau & kedelai (tauge), kecambah padi. Pemberian ini dimaksudkan untuk merangsang indung telur. REBUSAN JAGUNG MUDA Pipilan jagung yang direbus bisa diberikan kepada Gurameh untuk kesuburan indung telurnya. PELLET (Pakan Pabrik) Pelet apung sudah ditambah zat additive agar bisa berbobot lebih ringan dan mengambang di air. Sedangkan pelet “kelem” lebih menekankan kandungan gizi pakan sehingga untuk pendederan Gurameh pelet kelem lebih disukai. Voer ayam Petelor atau Pedaging. Bila pelet susah didapatkan, beberapa peternak mencampurkan Voer ayam pedaging ataupun ayam petelor (tergantung kebutuhan). DEDAK halus yang sudah diseduh dengan air panas disukai Gurameh. Bisa juga dedak halus  ditambahkan 2 butir telur bebek untuk memperbaiki mutu telur Gurameh. Kalau anda beli dedak setelah diseduh air panas masih belum pengket maka dedak itu bukan yang diinginkan. Cara pemberian dedak tidak boleh dilemparkan langsung ke kolam, cari jaring bekas karung cabai yang bentuknya berlubang, lalu bentangkan diempat sudutnya. Taruh dedak diatas jaring sampai jaring menyentuh permukaan air, maka gurameh akan berdatangan menarik pakan dari bawah. ULAT HONGKONG atau mealworm (mahal), DAUN GELETAK, DAUN MURBEI, NASI, JAJAN PASAR Jajan pasar disini maksudnya sisa-sisa tukang sayur di pasar. POSTAL Pakan yang paling populer di kalangan petani karena murah. Pada dasarnya postal adalah pupuk kandang (unggas) yang kering, sehingga bisa dilihat campuran antara sekam padi, kotoran, dedak, voer dsb. Postal selain disukai ikan Gurameh kecil, juga disukai nyamuk AGAS yang nantinya akan meletakkan telur pada kotoran tersebut. Telur yang menetas akan menjadi jentik-jentik (cuk) berwarna merah karena mengandung Haemoglobin. Jentik-jentik ini sering dinamakan cacing darah. SERANGGA SEPERTI JANGKRIK, BELALANG

JENIS JENIS (Strain) GURAMEH

Jenis gurameh yang sudah dikenal masyarakat diantaranya:
1          Gurameh  Angsa, memiliki  panjang  tubuh sampai dengan 65 cm dan berat tubuh bisa mencapai 6 – 12 kg per ekor. Warna tubuh abu – abu dengan sisik relatif lebar. Di daerah sunda biasa dikenal sebagai gurami Soang atau gurami galunggung.
2          Gurameh Jepang atau nama lainnya adalah gurami jepun,  panjang tubuh lebih pendek dibandingkan gurami Angsa. Memiliki warna tubuh abu – abu kemerahan terutama pada ujung sirip – siripnya. Memiliki bentuk sisik kecil dan berat mencapai 3.5 kg dan panjang maksimal 45 cm.
3          Gurameh Bluesafir, memiliki ciri fisik hampir sama dengan gurami yang lain namun memiliki warna merah muda cerah. Berat maksimum mencapai 2 kg per ekor. Produktivitas telur mencapai 5000 – 7000 butir.
4          Gurameh Paris, warnanya merah muda cerah tetapi kepalanya berwarna putih dan terdapat bintik – bintik hitam diseluruh tubuh. Berat maksimum mencapai 1,5 kg, dengan produktivitas telur 5000 – 6000 butir
5          Gurameh perselen, memiliki warna merahmuda cerah dengan ukuran kepala relatif kecil. Kelebihannya adalah dalam menghasilkan telur jumlahnya bisa mencapai 10.000 butir setiap kali pemijahan. Gurameh jenis ini adalah yang paling sering dicari sebagai benih unggul. Berat induknya mencapai 1, – 2 kg.
6          Gurameh Bastar, tubuh jenis gurami ini agak kehitaman tetapi warna kepalanya putih. Bentuk sisik nya agak lebar, laju pertumbuhannya termasuk cepat namun jumlah telur yang dihasilkan tidak terlalu banyak hanya 2000 – 3000 butir setiap kali pemijahan.
7          Gurmeh kapas, memiliki warna putih keperakan mirip kapas dengan bentuk sisik yang cukup besar. Benih gurami jenis ini dapat  tumbuh dengan  cepat dan dapat mencapai 1 kg dalam waktu sekitar 13 bulan semenjak menetas. Priduktifitas telurnya bisa mencapai 3000 butir setiap kali pemijahan.
8          Gurameh batu, memiliki warna hitam dengan sisik yang kasar. Pertumbuhannya cenderung lambat dibandingkan jenis yang lain. Beratnya hanya mencapai 0,5 kg dalam waktu 13 bulan semenjak menetas.
 Dibanding gurameh jenis lain,
porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur. Jika induk bastar dalam tiap
sarangnya hanya mampu menghasilkan 2000-3000 butir telur, porselen mampu
10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of the pop, dan
paling banyak diunggulkan.
Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut:
Klas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Labyrinthici
Sub Ordo : Anabantoidae
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Species : Osphronemus goramy (Lacepede)