Kamis, 22 Maret 2012

PERAWATAN GURAMEH SECARA BERTAHAP


Gurameh yang dipelihara dari benih ukuran 2 cm sampai siap konsumsi
memerlukan waktu lama.

Dengan segmentasi budidaya relatif lebih cepat. Tahapan itu dimulai
dan pembenihan, pendederan hingga pembesaran. Setiap segmen
dilakukan di kolam terpisah dan penanganan berbeda.


1. Tahab Pembenihan
Pembenih hanya menyediakan benih sebesar kuku atau ukuran 2-3 cm.
Modalnya sepasang induk, kolam perkawinan. sarang telur, dan
akuarium untuk penetasan sekaligus perawatan.


Induk siap kawin dimasukkan ke kolam. Sarang dan ijuk untuk
melekatkan telur diletakkan di pinggir.jika sudah berisi telur, angkat lalu 
dimasukkan ke akuarium. Sehari kemudian telur sudah menetas. 
Larva belum diberi  pakan, toh, persediaan pakan di kantung telur 
(yolk sack) cukup selama 3 hari.


Setelab cadangan makanannya mulai menipis, kutu air atau artemia
diberikan. Usahakan pemberian tidak terlambat. Larva yang terlanjur
kelaparan kondisinya Iemah. Dua hari berikutnya barulah diberi
cacing rambut. Biasanya pertumbuhan ikan cepat setelah makan cacing
rambut. Dalam waktu 30 hari sejak tetas benih sudah sebesar biji
oyong (1 cm).

Dengan cara ini kelulusan hidupnya mencapai 95%.


Jika menginginkan benih agak besar, perawatan di akuarium
dilanjutkan kembali. Populasi dijarangkan dengan cara memindahkan
sebagian benih ke tempat lain. pakan utama tetap cacing rambut.
Sistem pemeliharaan dengan air mengalir.
Setelah 1 bulan diperoleh benih ukuran kuku (1-3 cm). Benih ini bisa
dipanen dan siap ditebar ke kolam.


2. Tahab Pendederan
Pendederan dilakukan di kolam ukuran 50-100 m2. Benih sebesar kuku
ditebar dengan kepadatan 40 ekor/m2. Contoh, ukuran kolam 100 m2
memerlukan benih sekitar 4.000 ekor. Tinggi air 30-40 cm dengan
debit air 10 liter/menit.

Seminggu atau 10 hari setelah tebar benih belum diberi pakan buatan.
di samping ukuran mulut belum mampu menelan pelet, pakan alami yang
tersedia di kolam sudah cukup. Pada hari ke-11 pelet baru boleh
diberikan.


Pelet yang diberikan mengandung 50% protein. Kebutuhan pakan per
hari dihitung menurut bobot ikan, biasanya dipatok 1 %. Jumlah pakan
yang diberikan kecil, tapi frekuensinya diperbanyak. Yang umum 2-3
kali, ditingkatkan menjadi 6 kali.

Perawatan sehari-hari selain memberi pakan, ikan selalu dikontrol
kesehatannya. Benih sebesar ini masih rentan serangan penyakit.
Kualitas air yang masuk ke kolam selalu dicek. Bila lingkungan kolam
terlihat ada tanda-tanda berubah segera diberi tindakan pencegahan.


Ketika cuaca panas misalnya, suhu air akan meningkat. Sebelum ikan
stres sebaiknya volume air ditingkatkan. Sebaliknya, ketika suhu
dingin di musim hujan tinggi air dikurangi.


Selain itu, pH air tak luput dan perhatian. Saat penghujan biasanya
pH air turun. Kondisi seperti itu bisa mengundang kehadiran
penyakit. Untuk menstabilkannya taburkan garam secukupnya.


Sampling berat ikan setiap bulan merupakan kegiatan rutin. Dengan
cara itu bisa diketahui pertumbuhan ikan. Keseragaman ukuran sangat
penting untuk menentukan jumlah pakan yang diberikan. Karena itu
perlu dilakukan sortir, ukuran yang tidak standar dipindah ke kolam
lain.


Pemeliharaan selama 45-60 hari menghasilkan benih sebesar dim/silet
atau 4-5cm.


Benih bisa dipanen dan siap dijual. Bila tidak ada permintaan benih,
proses budidaya dilanjutkan lagi. Namun, kepadatan ikan dikurangi
menjadi 30 ekor/m2. Pemeliharaan selama 60 hari diperoleh benih
ukuran wadah korek atau 7-8 cm.


3. Tahab Pembesaran
Tahap pembesaran dimulai dan benih sebesar korek atau ukuran 7-8 cm.
Kolam pembesaran yang digunakan berukuran 100-500 m2. Kepadatan
tebar 20 ekor/m2. Contoh, untuk kolam ukuran 500 m2 dibutuhkan benih
sekitar 10.000 ekor. Tinggi air 70 cm dengan debit air yang masuk ke
kolam 15 20 liter/menit.

Pakan buatan per hari diberikan 1% dan bobot ikan. Frekuensi
pemberian 2-3 kali, pukul 07.00, 11.00, dan 13.00. Pelet yang
digunakan harus mengandung 25% protein. pakan tambahan berupa daun
sente. Kebutuhan-nya per hari 10% dari bobot ikan diberikan sekali
pada sore hari, pukul 17.00.


Perawatan sehari-hari di tahap ini hampir sama dengan tahap
pendederan. Benih masih relatif rentan serangan penyakit dan mudah
stres bila ada gangguan atau perubahan lingkungan secara mendadak.


Untuk menghasilkan benih sebesar bungkus rokok atau 10-12 ekor per
kilo dibutuhkan waktu 75 -100 hari. Benih sebesar itu sudah bisa
dipanen dan dijual. Atau dipindah ke kolam lain untuk dibesarkan
hingga ukuran konsumsi.

Kolam pembesaran berukuran lebih besar. Ukuran kolam 500 m2 tidak
masalah. Yang penting kepadatan ikan dikurangi 10 ekor/m2. Tinggi
air dinaikkan menjadi 80 cm, debit air 20 liter/menit. pakan buatan
diberikan 2 kali sehari., pukul 08.00 dan 13.00. Pelet harus
mengandung 20%protein. pakan tambahan daun sente cukup 10% dari
bobot ikan diberikan pada sore hari, pukul 16.00.

Benih sebesar itu sudah agak tahan serangan penyakit. namun, perlu
diwaspadai kondisi lingkungan kolam. Perawatan dan pengontrolan
setiap hari dianggap perlu. Pemberian garam secukupnya rutin setiap
bulan untuk mencegah munculnya penyakit.


Pembesaran ini memerlukan waktu 90-100 hari untuk mendapatkan ikan
ukuran konsumsi, 500 g/ekor. Ikan sebesar itu bisa dipanen dan siap
dijual ke pasar atau restoran. Bila belum ada order. ikan tetap
dipelihara di kolam. Namun, pemberian  pakan tidak terlalu intensif.


Pelet bisa diberikan sekali pada pagi hari saja, siang & sore dedauanan seperti sente dll . Ini  dilakukan agar pengeluaran tidak mcmbengkak.

TABUR BENIH GURAMEH


Pilih benih sehat untuk ditebar. Ciri benih yang baik, gerakan
renangnya lincah, sisik mengkilap, bebas penyakit, dan ukuran
seragam. Benih kurang seragam menyebabkan persaingan mendapatkan
pakan dan ruang gerak. Ikan berukuran lebih besar dipastikan tumbuh
lebih cepat, sementara yang kecil tetap kuntet.


Ada beberapa jenis gurameh yang sudah dikembangkan, seperti paris,
safir, merah, jepang, dan soang. Setiap jenis memiliki kelebihan
masing-masing. Yang perlu diperhatikan asal benih.

Usahakan jaraknya tidak jauh dengan lokasi supaya tidak "mabuk"
selama pengangkutan.


Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat itu cuaca redup
sehingga penyesuaian berlangsung lebih cepat dan menghindari benih
stres. Secara perlahan-lahan kantung benih dimasukkan ke air.
Biarkan beberapa saat agar suhu di kantung sama dengan air kolam.
Buka kantung lalu tuang ke air. Biarkan benih berenang sendiri.

PENGISIAN AIR KOLAM GURAMEH


Kolam yang sudah siap segera di isi air secara bertahap. Setelah
mencapai tinggi 20 cm saluran air ditutup. Taburkan pupuk kandang,
seperti kotoran ayam (postal) sebanyak 500 g/m2. Tujuannya untuk
menumbuhkan plankton. Air dibiarkan menggenang selama beberapa hari
agar terjadi proses dekomposisi atau penguraian.


Yang perlu diperhatikan kehadiran anak katak/percil, burayak mujair,
atau lele yang seringkali ikut terbawa air. Untuk mengatasinya
taburkan saponin sebanyak 5-10 kg. Alternatif lain dengan pemberian
daun lampesan (Hyptis suaveolens) secukupnya.

Saponin bisa mematikan h e w a n - h e w a n berdarah merah sedang
lampesan hanya memabukan. Pesaing atau predator yang sudah mati itu
dibuang agar tidak busuk.


Beberapa hari kemudian air berubah menjadi hijau tanda bibit
plankton sudah ada. Masukkan air secara bertahap hingga mencapai
tinggi 60- 80 cm. Pupuk buatan, seperti SP-36 sebanyak 20 g/m2 dapat
diberikan untuk mempercepat pertumbuhan pakan alami. Diamkan selama
5-7 hari sampai wama air berubah menjadi hijau segar. Saat itu benih
sudah siap ditebar.

PERSIAPAN KOLAM GURAMEH


Persiapan kolam merupakan langkah awal proses budidaya. Ada 2 cara
yang bisa dilakukan, yakni membuat kolam baru dan pengolahan tanah
seusai panen. Jika membuat kolam baru, konstruksi dibuat kuat dan
kokoh. Bentuk kolam umumnya sama dengan ikan lain. Ukurannva
tergantung kemampuan modal dan luas lahan. Dinding kolam dirancang
agar tak mudah bocor atau terkikis. Kemiringannya 60 derajat dan
dasar kolam.

Pematang antar kolam dibuat kuat dan lebar untuk mengantisipasi
longsor. Tinggi pematang kurang lebih 125 cm diukur dari dasar kolam.


Permukaan dasar kolam dibuat agak miring. Tujuannya untuk memudah
pembuangan air dan panen. Saluran pemasukan dan pengeluaran air pada
setiap kolam dibuat terpisah. Tujuannya untuk menghindari penularan
penyakit ke kolam lain.


Kedua saluran diletakkan di kedua dinding secara diagonal atau
menyilang. Pralon pvc atau bambu umum digunakan. Jumlahnya
tergantung luas kolam, ukuran 100 m2 cukup 2 saluran air. Lubang air
ditutup kasa agar kotoran tidak ikut masuk ke kolam.


Kualitas tanah yang baik menciptakan kondisi lingkungan yang layak
Untuk gurameh. Karena itu keasamannya harus dipertahankan. Caranya
dengan menaburkan kapur sebanyak 100 g/m2 dan 200 g/m2 garam dapur.


Penanganan kolam yang sudah produksi lain lagi. Sebelum digunakan
air dibuang habis lalu dasar kolam dijemur hingga kering. Tujuannya
untuk mematikan bakteri, jamur, dan cacing. Kotoran atau sisa-sisa pakan yang menumpuk dibuang.


Setelah kering, tanah dicangkul sedalam 10-20 cm lalu dibalik dan
ratakan. Lapisan atas dianggap sudah tidak kaya hara sehingga perlu
diganti yang bawah.

Jemur di terik matahari sampai kering. Untuk menjaga keasaman tanah
taburkan kapur 100 g/m2 dan 200g/m2 garam dapur

PERSYARATAN LOKASI KOLAM GURAMEH


Gurameh termasuk ikan yang mudah dibudidayakan. Ia bisa hidup di
sembarang tempat. Meskipun demikian, pemilihan lokasi yang paling tepat
juga perlu diperhatikan. Di lokasi berketinggian 20-400 m dpl
pertumbuhan ikan cukup baik. Namun, di dataran tinggi, 800 m dpl
pertumbuhannya agak lambat.

Lokasi budidaya harus memiliki suhu dan kualitas air sesuai kemauan  gurameh. Ia tumbuh baik di daerah bersuhu 25- 28C. Meskipun demikian,
ia sangat peka terhadap perubahan suhu. Lokasi yang memiliki
perbedaan suhu siang dan malam tinggi kurang baik untuk gurameh.
Apalagi daerah yang suhunya seringkali berubah-ubah bisa menyebabkan
ikan stres.

Kepekaan gurameh terhadap suhu dapat diatasi dengan merekayasa
lingkungan hidupnya. Penyebab naiknya suhu adalah panas matahari.


Ketika cuaca panas tinggi air yang umum digunakan 70 80 cm,
ditingkatkan l0-20 cm. Saat penghujan tiba biasanya suhu dingin dan
diatasi dengan menurunkan tinggi air.

Kualitas air di lokasi mendukung pertumbuhan ikan. Ia harus
mengandung cukup mineral dan zat-zat hara yang dibutuhkan.

Ketersediaan pakan alami yang cukup bisa meningkatkan daya
hidup benih pada tahap awal budidaya.

Kadar oksigen tidak berpengaruh terhadap kehidupan gurameh. Ia
memiliki labirin yang berfungsi untuk mengambil udara. Angka pH air
ideal 6,5- 7, kesadahan 7HD.

Air dan sungai atau irigasi teknis bisa dipakai asal tidak tercemar
limbah pestisida atau sisa-sisa pembuangan rumah tangga.

Gurameh menyukai air yang bersih. Air kerub dikhawatirkan mengandung
kotoran. Jika kotoran itu bercampur sisa-sisa apakan akan terjadi
pembusukan. Hal itu memicu timbulnya bakteri, parasit, dan cacing.

Pakan harus tersedia secara kontinyu di lokasi. Pelet bisa
didatangkan dan daerah lain. Namun, daun sente (Alocasia
macrorrhiza), kegemaran gurameh terkadang langka. Karena kebutuhan
daun-daunan itu cukup besar sebaiknya petani menanamnya di sepanjang
pematang kolam.

Penyakit Gurameh & Cara Pengendalian


Penyakit merupakan masalah utama budidaya Gurameh. Kehadirannya perlu
diwaspadai, sebab serangannya bisa menyebabkan kematian sehingga
gagal panen. Penyebab yang kerap dijumpai seperti bakteri, jamur,
parasit, dan cacing.
Mereka muncul akibat lingkungan kolam yang kotor. Karena itu periu
dicermati kepadatan tebar kualitas air dan pakan berlebihan. Berikut
beberapa penyakit yang kerap ditemui di kolam.

A. Cacing ikan
Penyebabnya parasit Dactylogyrus dan Gyrodactylus. Kualitas air yang
buruk, kurang Pakan, kepadatan tinggi. dan perubahan lingkungan
mendadak memicu munculnya keluarga cacing itu.

Gejala awal ditandai nafsu makan ikan menurun, sering muncul di
permukaan air, dan terkadang berbaring dengan insang terbuka.
Dactylogyrus lebih menyukai insang Gyrodactylus menyerang bagian
badan dan sirip.

Cara penanggulangannya:
1. dengan mengganti air dalam jumlah besar.
taburkan garam dapur 40 g/m3 ke kolam, lalu tutup saluran air selama
24 jam. Ikan sakit direndam kelarutan garam dapur sebanyak 40 mg/l
air.
2. Pemberian pakan dengan di campur Temu ireng

B. Mata BELO
Gejala penyakit ini ditandai mata membengkak dan menonjol keluar dan
kelopaknya. ikan yang terserang akan buta. lama-kelamaan kondisi
tubuh lemah dan akhirnya mati. Penyebab penyakit ini diduga karena
virus/cacing.

Serangan awal ditandai kondisi ikan lemah, nafsu makan kurang, dan
sering muncul ke permukaan. 

Saat itu bisa dilakukan pengobatan
dengan cara menaburkan garam 1 kg/m3. Saluran air dihentikan selama
24 jam. Keesokan harinya baru diganti total.

Cara lain dengan memberikan antibiotic “super tetra, Tetrin, amoksilin dll” 
yang dicampur dengan Pakan.
Selama pengobatan air bisa diganti total. Ikan yang sudah mati
diambil lalu dibakar.
pemberian pakan dicampur dengan temu ireng


C. Kutu ikan
Penyakit ini disebabkan parasit Argulus indicus. Serangannya dengan
cara menempel lalu menggigit tubuh. Ikan yang terserang akan
mengalami pendarahan. Penularan ke ikan lain melalui air atau kontak
langsung. Parasit ini muncul pada kolam-kolam yang kualitas airnya
buruk.

Cara pengendalian
1. dengan mengeringkan kolam seusai panen sehingga
telur-telurnya mati. Ikan yang sudah terserang diobati. Caranya
dengan menaburkan garam  sebanyak 10-15 kg/m3 atau di kasih PK ke kolam.

2. Usahakan saat pengobatan saluran masuk ditutup, air diturunkan 10-20
cm. Sehari kemudian air bisa ditambahkan. Atau ikan sakit direndam
air yang sudah dibubuhi garam sebanyak 10-15 gr/l selama 15 menit.

3. Pemberian pakan pellet di campur sedikit dengan Tetrasiklin / Supertetra

D. Bakteri  
Penyebabnya Aeromonas sp dan Pseudomonas sp. Bakteri ini sering dijumpai 
pada kolam yang tercemar bahan organik. Keduanya seringkali ditemui di musim 
kemarau atau menjelang penghujan. Air kolam kurang baik atau perbedaan 
suhu siang dan malam hari juga berperan munculnya penyakit ini.  

Gejala klinis dicirikan luka di tubuh dan berdarah, perut membesar, 
 lendir mencair, sisik mengelupas, dan timbul borok. 
dalam waktu singkat kondisi ikan lemah. sering muncul ke permukaan, lalu mati.  
Serangan penyakit ini perlu diwaspadai sebab tak jarang berakibat kematian massal.   

Cara penanggulangannya 
dengan merendam ikan sakit ke larutan oxytetracycline 2 5 mg/l air selama 24 jam. 
Perlakuan itu diulang 3 kali secara berurutan. 
Ikan yang terinfeksi bisa direndam larutan malachite green oxalat 0,5 mg/l selama 1 jam.  
Satu bulan kemudian ikan diberi pakan yang mengandung oxytetracycline 60 mg/kg pakan
selama 7 hari berturut-turut.    

E. Bercak putih 
 Parasit Ichthyophthyrius sp merupakan penyebab penyakit ini. 
Ia menyerang kulit ikan dan menimbulkan bercak-bercak putih. 

Gejala klinis ditandai bercak putih menyebar di tubuh, warna sisik pucat.  
ikan sering menggosokkan badan dan tampak megap-megap seolah kekurangan oksigen.  

Cara penanganan
ikan yang terserang direndam dengan larutan formalin 25 mg/l  
ditambah malachite green oxalat 0,2 mg/l selama 24 jam.   

F. Jamur  
Gejala awal serangan ditandai benang-benang halus mirip kapas menempel pada tubuh 
yang terluka.  Penyebabnya jamur Saprolegnia dan Achyla. 
Dalam waktu relatif cepat jamur ini menyebar keseluruh ikan di kolam. 
Jamur ini tidak menimbulkan kematian, tapi kondisi ikan lemah, nafsu makan kurang.  
dan akhirnya kurus. Lemahnya daya tahan tubuh membuka peluang penyakit lain.   

Cara penanggulannya 
dengan memberi garam sebanyak 400 mg/m3. 
Pada saat pengobatan saluran air dihentikan. 
Perlakuan itu diulang 3 kali secara berurutan dan dilanjutkan setiap bulan. 
Ikan yang sakit direndam dalam larutan garam 20 mg/l air atau 
malachyte oxalate 1 mg/l atau dosis 0.1 - 0,5 mg/l selama 12-24 jam. 

Alternatif lain dengan merendam ikan ke larutan formalin 200 ppm selama 2jam.